Sistem
Ekonomi Indonesia
A.
Pengertian Sistem
Sistem
adalah suatu organisasi besar yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta
perangkat kelembagaan dalam suatu tatatanan tertentu. Himpunan subjek atau
himpunan objek tadi baru membentuk sebuah system jika lengkap dengan perangkat
kelembagaan yang mengatur dan menjalin tentang bagaimana subjek dan objek yang
ada bekerja, berhubungan dan berjalan atau dijalankan. Keserasian hubungan
anatar subjek (antarobjek) termasuk bagian atau syarat sebuah sistem. Guna
membentuk dan memelihara keserasian itu maka diperlukan kaidah atau noram-norma
tertentu. Kaidah atau norma dimaksud dapat berupa aturan dan peraturan, baik
yang tertulis maupun tidak tertulis, untuk suatu sistem yang menjalin hubungan
antarorang. Bisa juga berupa ketentuan-ketentuan teknis, untuk suatu sistem
yang menjalin hubungan antar komponen sebuah alat atau perlengkapan. Dari
pemahaman dasar mengenai makna dan hakekat sistem tadi, mari kita mengenal
sistem-sistem ekonomi Indonesia.
B.
Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
Sistem
ekonomi adalah suatu sitem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi
anatarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.
Suatu sistem ekonomi tidak berdiri sendiri Ia berkaitan dengan falsafah pandanan
dan pola hidup masyarakat. Di dunia ini terdapat kecenderungan bahwa sistem
ekonomi di sebuah Negara “ bergandengan tangan ” dengan sisrem politik di
negara bersangkutan, ideologi ekonomi berjalan seiring dengan ideologi politik.
Negara yang berideologi politik liberal dengan rejim pemerintahan yang
demokratis menganut ideokogi kapitalis dengan pengelolaan berdasarkan mekanisme
pasar. Negara yang berideologi politik komunis , ideologi ekonominya cenderung
sosialisme dengan pengelolaan ekonomi berdasarkan perencanaan terpusat.
C.
Persaingan Terkendali
Jadi
sistem ekonomi apa yang yang berlangsung atau diterapkan di Tanah Air. Telebih
dahulu mari kita telaah keadaan dan pekembangan perekonomian berdasarkan hukum,
perilaku, norma dan etika yang berlaku di masyarakat dalam berekonomi.
Indonesia mengakui pemilikan individual atas faktir produksi kecuali untuk
sumber daya- sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh
Negara yang diatur dengan tegas dalam pasal 33 UUD 1945. Jadi secara konstitusional,
sistem ekonomi Indonesia bukan kapitalisme dan bukan pula sosialisme. Berkenaan
dengan kompetisi antar individu, pemerintah tidak membatasi. Sehubungan drngan
persaingan antar badan usaha, tidak terdapat rintangan bagi suatu badan usaha untuk
memasuki suatu bidang usaha tertentu. Dalam hal penerimaan imbalan atas
prestasi kerja, juga tidajk terdapat kekangan. Dapat disimpulkan bahwa iklim
persaingan berekonomi dan kompetisi berbisnis di Indonesi bukanlah persaingan
bebas lepas, melainkan persaingan yang terencana terkendali.
D.
Kadar Kapitalisme dan Sosialisme
Untuk
melihat seberapa tebal kadar kapitalisme dan sosialisme mewarnai perekonomian
Indonesia dapat dilihat dari Pendekatan faktual struktural dan pendekatan
sejarah.
1.
Pendekatan
faktual stuktual.
Menelaah peranan pemerintah atau
Negara dalam struktur perekonomian. Dapat digunakan kesamaan agregat Keynesian
yang berumuskan:
Y= C + I+ G + (X - M)
2.
Pendekatan
Sejarah
Menelusuri bagaimana perekonomian
bangsa diorganisasikan dari waktu ke waktu. Bangsa atau masyarakat kita tidak
dapar pernah menerima meikroekonomi yang terlalu berat ke kapitalis ataupun
sosialis
Pendapatan Nasional,
Pertumbuhan, dan Struktur Ekonomi
A.
Konsep-konsep Pendapatan Nasional
Indonesia.
Pendapatan
nasional dapat berarti sempit dan berarti luas. Dalam arti sempit pendapatan
nasional adalah terjemahan dari national income. Sedangkan dalam arti luas, “pendapatan
nasional” dapat merujuk ke Produk Domestik Bruto (PDB) atau ke Produk Nasional
Bruto (PNB), Produk Nasional Netto (PNN) dan Pendapatan Nasiona (PN).
B.
Metode Perhitungan Pendapatan
Nasional.
Perhitungan
pendapatan Nasional di Indonesia di mulai dengan PDB. PDB dapat dihitng dengan
3 macam pendekatan yaitu:
v Pendekatan
produksi
v Pendekatan
pendapatan
v Pendekatan
pengeluaran
Menurut
pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi wilayah suatu Negara dalam waktu setahun
dan dipilah menjadi 11 sektor, yaitu.
1) Pertanian
2) Pertambangan
dan penggalian
3) Industri
pengolahan
4) Listrik,
gas, dan air minum
5) Bangunan
6) Perdagangan
7) Pengankutan
dan Komunikasi
8) Bank
dan lembaga keungan lainnya
9) Sewa
rumah
10) Pemerintahan
11) Jasa-jasa
Sedangkan
menurut pendekatan PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh factor-faktor
produksi yang turut serta dalam proses produksi di wilayah suatu Negara dalam
jangka waktu setahun meliputi upah dan gaji; sewa tanah; bunga modal; dan
keuntungan.
Menurut Pendekatan pengeluaran, PDB adalah jumlah
seluruh komponen permintaan akhir meliputi: (1) Pengeluaran konsumsi rumah
tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan; (2) pembentukan modal
tetap domestic bruto dan perubahan stok; (3) pengeluaran konsumsi pemerintah;
(4) ekspor neto.
Produk Nasioanl Bruto adalah Produk
Domestik Bruto ditambah pendapatan neto atas faktor luar negeri. Produk
Nasional Bruto dikurangi seluruh penysutan atas barang-barang modal tetap yang
digunakan dalam proses produksi selama
setahun menghasilkan Produk Nasional Neto. Produk Nasional Neto dikurangi
dengan pajak tak langsung menghasilkan Pendapatan Nasional.
C.
Pertumbuhan Ekonomi.
Pendapatan
Nasional Indonesia pada tahun 1993 sebesar 16,8 triliun sedangkan PDB dan PNB
untuk tahun yang sama sebesar 139,6 triliun dan133,4 triliun. Itu menunjukkan
bahwa PDB senantiasa lebih besar daripada PNB.
Pendapatan
Perkapita memang bukan satu satunya tolak ukur untuk menilai tingkat kemakmuran
suatu bangsa. Penilaian Kesejahteraan penduduk sebuah negeri tidak cukup hanya
dengan melihat besar kecilnya pendapatan perkapita tapi harus pula
memperhatikan distribusi pendapatan itu di kalangan penduduk.
D.
Struktur Ekonomi Indonesia
Struktur
ekonomi sebuah Negara dapat dilihat berdasarkan 4 sudut tinjauan yaitu:
1) Tinjauan
makro sektoral
2) Tinjauan
Keruangan
3) Tinjauan
penyelenggara kenegaraan
4) Tinjauan
birokrasi pengambilan keputusan
Bedasarkan
tinjauan makro sektoral sebuah perekonomian dapat berstruktur misalnya agraris,
industrial atau niaga. Berdasarkan tinjauan keruangan suatu perekonomian dapat
dikatakan berstruktur kedesaan dan kekotaan. Berdasarkan tinjauan penyelenggara
kenegaraan, memnjadi perekonomian yang berstruktur etatis, egaliter atau
borjuis. Bedasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan dibedakan antara
struktur ekonomi yang sentralis dan yang desentralis.
No comments:
Post a Comment